PEMBAGIAN MUBTADA’

Mubtada’ terbagi menjadi tiga, yaitu: mubtada’ sharih atau isim dzahir, seperti (اَلْكَرِيْمُ مَحْبُوبٌ), mubtada’ dlamir munfashil, seperti (اَنْتَ مُجْتَهِدٌ), dan mubtada’ mu’awwal, seperti (سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَأَنْذَرْتَهُمْ اَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ).[1]

Faidah:

Tidak diperbolehkan membuat mubtada’ dari dlamir muttashil, tetapi harus menggunakan dlamir munfashil yang jumlahnya ada dua belas, yaitu (اَنَا), (نَحْنُ), (اَنْتَ), (اَنْتِ), (اَنْتُماَ), (اَنْتُنَّ), (اَنْتُمْ), (هْوَ), (هْيَ), (هُمْ), (هُماَ) dan (هُنَّ). Sedangkan untuk contohnya maka telah disebutkan di atas (yaitu dalam babnya dlamir). Mubtada’ yang berasal dari dlamir munfashil adalah 2 untuk mutakallim, seperti (نَحْنُ مُجْتَهِدُونَ \ مُجْتَهِدَاتُ) dan (اَناَ مُجْتَهِدٌ \ مُجْتَهِدَةٌ), 5 untuk khithab, seperti (اَنْتَ مُجْتَهِدٌ), (اَنْتِ مُجْتَهِدَةٌ), (اَنْتُماَ مُجْتَهِدَانِ \ مُجْتَهِدَتاَنِ), (اَنْتُمْ مُجْتَهِدُونَ) dan (اَنْتُنَّ مُجْتَهِدَاتٌ), dan 5 untuk ghaib, seperti (هُوَ مُجْتَهِدٌ), (هِيَ مُجْتَهِدَةٌ), (هُماَ مُجْتَهِدَانِ \ مُجْتَهِدَتاَنِ), (هُمْ مُجْتَهِدُونَ), dan (هُنَّ مُجْتَهِدَاتٌ).

---

[1] Jami’ al-Durus al-‘Arabiyyah, juz II, hlm. 259