Syarat
dan jawab bisa berupa fi’il mudlari’ keduanya atau fi’il madli keduanya
atau yang pertama fi’il madli dan yang kedua fi’il mudlari’ atau yang pertama
fi’il mudlari’ dan yang kedua fi’il madli atau yang pertama berupa fi’il
mudlari’ atau fi’il madli dan yang kedua berupa jumlah yang bebarengan dengan
fa’ atau (إِذَا).[1]
Jika
keduanya berupa fi’il mudlari’, maka diwajibkan untuk menjazemkannya, seperti (اِنْ يَنْتَهُوا
يُغْفَرْ لَهُمْ ماَ قَدْ سَلَفَ),
dan membaca rafa’ jawab adalah dlaif, seperti pada salah satu
bacaan (اَيْنَماَ تَكُونُوْا يُدْرِكُكُمُ
الْمَوْتُ).[2]
Jika
yang pertama adalah fi’il madli atau fi’il mudlari’ yang didahului dengan (لَمْ), dan yang kedua berupa fi’il mudlari’,
maka diperbolehkan untuk merafa’kan atau menjazemkan jawab. Jika kita
rafa’kan maka jumlah jawab ber-mahall jazem menjadi jawab-nya
syarat. Membaca jazem adalah yang lebih baik dan membaca rafa’ adalah
baik.[3]
Contoh yang dibaca jazem adalah (مَنْ كاَنَ
يُرِيْدُ زِيْنَةَ الْحَياَةِ الدُّنْياَ نُوَفِّ اِلَيْهِمْ اَعْماَلَهُمْ), dan yang dibaca rafa’ adalah,
وَ إِنْ اَتاَهُ
خَلِيْلٌ يَومَ مَسْغَبَةٍ * يَقُولُ لاَ غاَئِبٌ مَالِي وَ لاَ حَرَمِ
Kita
ucapkan pada fi’il mudlari’ yang didahului (لَمْ), dengan (اِنْ لَمْ تَقُمْ اَقُمْ
وَ اِنْ لَمْ تَقُمْ اَقُومُ) dengan
membaca jazem atau merafa’kannya. Ketika yang pertama berupa fi’il mudlari’ dan
yang kedua fi’il madli (demikian itu adalah qalil dan tidak terkhusus
pada dlarurat seperti yang telah disangkakan oleh sebagian orang), maka
diwajibkan untuk menjazemkan yang pertama, seperti (مَنْ يَقُمْ
لَيْلَةَ الْقَدْرِ اِيْماَناً وَ احْتِسَاباً غُفِرَ لَهُ ماَ تَقَدَّمَ
مِنْ ذَنْبِهِ).
Jika
fi’il madli menjadi syarat atau jawab, maka dia dijazemkan mahall-nya,
seperti (اِنْ اَحْسَنْتُمْ اَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ). Jika jawabnya berupa fi’il mudlari yang
bersama fa’, (وَ مَنْ عاَدَ فَيَنْتَقِمُ اللهُ
مِنْهُ), maka dicegah untuk menjazemkannya,
karena orang Arab telah menetapkannya untuk dibaca rafa’ setelah fa’, dan
jumlah itu ber-mahall jazem sebagai jawab-nya syarat.[4]
Jika
jawab-nya berupa jumlah yang bebarengan dengan fa’ atau (اِذَا), maka jumlah itu ber-mahall jazem
menjadi jawab-nya syarat, seperti (اِنْ تَسْتَفْتَحُوا فَقَدْ
جَاءَكُمُ الْفَتْحُ وَ اِنْ تَنْتَهُوا فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ) dan (وَ اِنْ تُصِبْهُمْ
سَيِّئَةٌ بِماَ قَدَّمَتْ اَيْدِيْهِمْ اِذَا هُمْ يَقْنَطُونَ).
[1] Jami’ al-Durus
al-‘Arabiyyah, juz II hlm. 199
[2] Jami’ al-Durus
al-‘Arabiyyah, juz II hlm. 199
[3] Jami’ al-Durus
al-‘Arabiyyah, juz II hlm. 200
[4] Jami’ al-Durus
al-‘Arabiyyah, juz II hlm. 201
No comments:
Post a Comment