Diperbolehkan
untuk memu’annatskan atau memudzakarkan fi’il, disembilan tempat, yaitu:[1]
a. Fa’il berupa mu’annats majazi
yang dzahir (artinya tidak berupa dlamir), seperti (طَلَعَتْ اَو طَلَعَ الشَّمْسُ), dan memu’annatskan fi’il adalah yang
lebih fasih.
b. Fa’il berupa mu’annats hakiki
yang dipisah antara fa’il dan fi’ilnya dengan selain (اِلاَّ), seperti (حَضَرَتْ اَو حَضَرَ
الْمَجْلِسَ امْرَأَةٌ), dan
memu’annatskan fi’il adalah yang lebih fasih.
c. Fa’il berupa dlamir munfashil
untuk mu’annats, seperti (ماَ قَامَ اَو مَا
قَامَتْ اِلاَّ هِيَ), yang paling
baik adalah tidak memu’annatskan fi’il.
d. Fa’il berupa mu’annats yang dzahir
dan fi’ilnya berupa (نِعْمَ)
atau (بِئْسَ) atau (سَاءَ) yang untuk menghina, seperti (نِعْمَتْ اَو نِعْمَ
وَ بِئْسَتْ اَو بِئْسَ وَ سَاءَتْ اَو سَاءَ الْمَرْأَةُ دَعْدُ), namun yang lebih baik adalah
memu’annatskan fi’il.
e. Fa’il berupa mudzakar yang dijama’kan dengan alif dan ta’,
seperti (جَاءَتِ الطَّلْحَاتُ)
atau (جَاءَ الطَّلْحَاتُ),
dan memudzakarkan fi’il adalah yang lebih baik.
f. Fa’il berupa jama’ taksir untuk mu’annats
atau mudzakar, seperti (جَاءَ اَو جَاءَتِ
الْفَوَاطِمُ اَو الرِّجَالُ), yang lebih
utama adalah memudzakarkan fi’il ketika bersama mudzakar dan memu’annatskan
fi’il ketika bersama mu’annats.
g. Fa’il berupa dlamir yang kembali
kepada jama’ taksir yang untuk mudzakar berakal, seperti (اَلرِّجَالُ جَاءُوا
اَو جَاءَتْ), dan
memudzkarkan fi’il dengan dlamir jama’ yang berakal adalah yang lebih fasih.
h. Fa’il berupa isim yang di-ilhaq-kan
dengan jama’ mudzakar salim atau dengan jama’ mu’annats salim, seperti (جَاءَ اَو جَاءَتِ الْبَنُونَ) dan (قَامَتْ اَو قَامَ الْبَناَتُ), dan yang diunggulkan adalah
memudzakarkan fi’il ketika bersama mudzakar dan memu’annatskan fi’il ketika
bersama mu’annats.
i. Fa’il berupa isim jama’ atau isim
jinis yang jama’, seperti (جَاءَ اَو جَاءَتِ الْقَومُ) dan (قَالَ اَو قَالَتِ الْعَرَبُ).
No comments:
Post a Comment