I’rab terbagi
menjadi empat, yaitu:[1]
a. Rafa’, yaitu perubahan khusus yang ditandai dengan dlammah
atau yang menggantikannya. Dinamakan rafa’ (: yang secara bahasa berarti
mengangkat), karena kedua bibir terangkat ketika mengucapkan dlammah, seperti (جَاءَ زَيْدٌ).[2]
b. Nashab, yaitu perubahan khusus yang ditandai dengan fathah atau
yang menggantikannya. Dinamakan nashab (: secara bahasa berarti rata),
karena kedua bibir ketika mengucapkan fathah akan menjadi rata, (إِنَّ زَيْداً
قَائِمٌ).[3]
c. Khafadl atau Jer, yaitu perubahan khusus yang ditandai dengan
kasrah atau yang menggantikannya. Dinamakan khafadl (: yang secara bahasa
berarti turun) adalah karena kedua bibir akan menjadi turun ketika mengucapkan
kasrah,[4]
seperti (اَلْمَاءُ فِيْ الْكُوْزِ).
d. Jazem, yaitu perubahan khusus yang ditandai dengan sukun atau
yang menggantikannya. Dinamakan jazem (: secara bahasa berarti putus),
karena terputusnya harakat ketika mengucapkan sukun, seperti (لَمْ يَفْعَلْ).
I’rab yang bisa
masuk pada kalimah isim adalah rafa’ (seperti, جَاءَ زَيْدٌ), nashab (seperti, رَأَيْتُ زَيْداً) dan jer (seperti, مَرَرْتُ بِزَيْدٍ), sedangkan i’rab jazem tidak
diperbolehkan masuk dalam kalimah isim. I’rab yang bisa masuk pada kalimah
fi’il adalah rafa’ (seperti, يَضْرِبُ), nashab (seperti, لَنْ يَضْرِبَ) dan jazem (seperti, لَمْ يَضْرِبْ), sedangkan i’rab jer tidak bisa masuk pada
kalimah fi’il.[5]
Alasan mengapa
i’rab jazem tidak bisa masuk dalam kalimah isim dan i’rab jer tidak bisa masuk
pada kalimah fi’il adalah karena i’rab jazem adalah ringan dan kalimah isim
adalah ringan, sehingga tidak bisa dimungkinkan sesuatu yang ringan diberikan
kepada yang ringan karena tidak akan terjadi keseimbangan. Dan kalimah fi’il
dihitung berat, sehingga i’rab jazem dikhusukan masuk pada kalimah fi’il adalah
untuk menyeimbangkan. Sehingga yang dikhususkan masuk pada kalimah isim adalah
i’rab jer, karena i’rab jer dihitung berat, dan perkara yang berat diberikan
kepada yang ringan supaya terjadi keseimbangan.[6]
[1] Hamisy Tasywiq
al-Khillan, hlm. 49
[2] Fath al-Rabb
al-Bariyyah, hlm. 12
[3] Asymawi, hlm. 11
[4] Fath al-Rabb
al-Bariyyah, hlm. 12
[5] Hamisy Tasywiq
al-Khillan, hlm. 50
[6] Tasywiq
al-Khillan, hlm. 51
No comments:
Post a Comment