Sunday, April 8, 2018

MEMBUANG SYARAT DAN JAWAB SECARA BERSAMAAN


Terkadang syarat dan jawab dibuang secara bersamaan dan perabotnya saja yang masih ada, jika ada perkara yang menunjukkan pada keduanya, dan itu hanya terkhusus pada syair saja karena dlarurat,[1] seperti,
قَالَتْ بَناَتُ الْعَمِّ ياَ سَلْمَى وَ اِنْ * كَانَ فَقِيْراً مُعْدِماً؟ قَالَتْ وَ اِنْ
Yang artinya (وَ اِنْ كاَنَ فَقِيْراً مُعْدِماً فَقَدْ رَضِيْتُهُ).
Namun, ada yang mengatakan kalau itu juga diperbolehkan dalam kalam natsar, akan tetapi qalil hukumnya. Dan jika masih tersisa sesuatu dari perkara-perkara yang masih ada hubungannya dengan syarat dan jawab, maka diperbolehkan membuang keduanya dalam kalam syair atau natsar,[2] seperti (مَنْ سَلَّمَ عَلَيْكَ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَ مَنْ لاَ فَلاَ), yang artinya (وَ مَنْ لاَ يُسَلِّمْ عَلَيْكَ فَلاَ تُسَلِّمْ عَلَيْهِ) dan (النَّاسُ مَجْزِيُوْنَ بِأَعْماَلِهِمْ اِنْ خَيْراً فَخَيْراً وَ اِنْ شَراًّ فَشَراًّ) dengan penakdiran (اِنْ عَمِلُوا خَيْراً فَيُجْزَوْنَ خَيْراً وَ اِنْ عَمِلُوا شَرًّا فَيُجْزَوْنَ شَراًّ).


[1] Jami’ al-Durus al-‘Arabiyyah, juz II hlm. 196
[2] Jami’ al-Durus al-‘Arabiyyah, juz II hlm. 197

No comments:

Post a Comment