Sunday, April 8, 2018

HUKUM ‘ALAM ISMI, ‘ALAM KUNYAH DAN ‘ALAM LAQAB


Ketika ‘alam ismi dan ‘alam laqab berkumpul, maka ‘alam ismi didahulukan, seperti (هاَرُونُ الرَّشِيْدُ) dan (اُوَيْسُ الْقَرَنِي). Dan tidak ada ketertiban ketika ‘alam kunyah berkumpul dengan ‘alam lainnya,[1] sehingga kita ucapkan (اَبُو حَفْصٍ عُمَرُ) atau (عُمَرُ اَبُو حَفْصٍ).
Ketika ada dua ‘alam berkumpul pada satu orang, jika keduanya adalah mufrad, maka ‘alam pertama diidlafahkan kepada ‘alam kedua, seperti (هَذَا خَالِدُ تَمِيْمٍ). Dan diperbolehkan untuk mengikutkan i’rabnya ‘alam yang kedua kepada ‘alam pertama menjadi badalnya atau ‘athaf bayan, sehingga kita ucapkan (هَذَا خاَلِدٌ تَمِيْمٌ). Namun, ketika ‘alam yang pertama didahului (ال), atau ‘alam yang kedua asalnya adalah sifat yang bebarengan dengan (ال), maka diwajibkan untuk mengikutkannya,[2] (هَذَا الْحاَرِثُ زَيْدٌ), (رَحِمَ اللهُ هاَرُونَ الرَّشِيْدَ) dan (كاَنَ حاَتِمُ الطَّائِي مَشْهُراً بِالْكَرَمِ).
Dan jika keduanya adalah murakkab, atau salah satunya mufrad dan yang lainnya murakkab, maka kita diwajibkan untuk mengikutkan ‘alam kedua kepada ‘alam pertama dalam i’rabnya,[3] sehingga diucapkan (جاَءَ اَبُو عَبْدِ اللهِ مُحَمَّدٌ), (رَأَيْتُ اَباَ عَبْدِ اللهِ مُحَمَّداً) dan (مَرَرْتُ بِأَبِي عَبْدِ اللهِ مُحَمَّدٍ).  



[1] Jami’ al-Durus al-‘Arabiyyah, juz 1 hlm. 111
[2] Jami’ al-Durus al-‘Arabiyyah, juz 1 hlm. 111
[3] Jami’ al-Durus al-‘Arabiyyah, juz 1 hlm. 111

No comments:

Post a Comment